Jumat, 14 April 2017

Napoleon wrasse

Ikan Napoleon

Ikan NapoleonIkan NapoleonStatus konservasi


Terancam (IUCN 2.3)

Klasifikasi ilmiahKingdom:AnimaliaFilum:ChordataKelas:ActinopterygiiOrdo:PerciformesFamili:LabridaeGenus:CheilinusSpesies:C. undulatusNama binomialCheilinus undulatus'
(Rüppell1835)

Ikan Napoleon atau Ikan Napoleon Wrasse (Cheilinus undulatus) merupakan ikan karang berukuran besar anggota dari familia Labridae, dengan ukuran bisa mencapai 2 m dan berat 190 kg. Ikan Napoleon terutama ditemukan di terumbu karang di kawasan samudra hindia dan samudra pasifik. Ikan ini mempunyai pola reproduksi hermafrodit protogini dengan sebaran di wilayah perairan india-pasifik. Ikan napoleon merupakan jenis ikan karang yang mempunyai daya tarik menarik bagi para penyelam untuk menikmati wisata alam bawah laut.

DeskripsiSunting

Ikan napoleon mempunyai ponokmasuk dalam keluarga ikan wrasse

Ikan ini disebut orang Australia dengan nama Hump Head Maori Wrasse, yang dibedakan karena bagian mukanya mempunyai guratan-guratan yang menyerupai hiasan muka orangMaori.Guratan-guratan tersebut berwarna krem (kuning susu) yang saling tumpang tindih pada bagian hidung dan pipi, kemudian meluas ke atas badan dan seberang ujung sirip dada. Badannya disepuh dengan warna hijau cerah dan di bagian atas seluruh seluruh sirip-siripnya berwarna coklat. Panjang ikan ini bisa mencapai 1.5 meter. Dan beberapa ikan bisa mencapai ukuran sampai 180 kg pada usia 50 tahun. Ketika muda, ikan napoleon terlihat pucat dengan garis-garis vertikal lebih gelap. Begitu dewasa, warna tubuhnya menjadi hijau kebiru-biruan dengan garis-garis lebih jelas. Bibirnya menebal macam bibir Mick Jagger. Bagian atas kepalanya pun, di atas mata, menjadi benjol ke depan. Karena ponoknya itu, orang pun menamainya Wrasse kepala berponok (Humphead wrasse). Wajahnya memiliki garis-garis tak beraturan. Di belakang matanya terdapat dua garis pendek berwarna hitam. “Goresan” hitam ini menyerupai ornamen wajah suku Maori di Selandia Baru. Maka, ikan napoleon pun mendapat julukan lain, Maori wrasse.

HabitatSunting

Ikan Napoleon berenang di terumbu karang

Ikan Napoleon (Cheilunus undulatus) merupakan salah satu ikan karang besar yang hidup pada daerah tropis Kehidupan hewan ini umumnya sama dengan ikan karang lain yang hidup secara soliter. Para penyelam biasanya menemukan ikan ini berenang sendiri pada daerah sekitar karang. Dan biasanya sangat jinak dengan para penyelam. Ikan ini biasanya tidak terusik dengan aktivitas para penyelam. Kebiasaan hidup sendiri pada kedalaman tertentu membuat hewan ini sangat dinantikan oleh para penyelam untuk melihat atau bahkan memotret hewan ini. Biasanya ikan berenang sendiri mencari makan didaerah dekat karang, karena makanannya yang berupa beberapa jenis sea urchin,molusca dan crustacean memang banyak berada pada daerah sekitar karang.

Cara makanSunting

Cara makannya adalah dengan membongkar karang mati dengan gigi besarnya untuk mencari siput dan cacing-cacingan yang terkubur. Mereka gemar sekali makan kerang-kerang yang berukuran besar seperti Triton. Ikan ini sanggup memecahkan cangkang kerang-kerangan tersebut dengan mudah untuk diambil dagingnya. Bunyi gerusan mulutnya ketika makan, sangat menarik bagi para penyelam sehingga diibaratkan seperti sekelompok anak-anak yang sedang memakan kembang gula. Kadang-kadang juga ikan besar ini mengasah giginya pada karang massif (padat) sehingga meninggalkan bekas goresan yang menakjubkan.

ReproduksiSunting

Ikan ini mempunyai pola reproduksi yang Hermafrodit protogini. Biasanya ikan ini lahir sebagai hewan jantan dan akan berubah menjadi betina saat menjelang dewasa. Sehingga kadang ditemukan dominasi jantan pada satu populasi ikan kecil sampai ukuran sedang dan akan berubah menjadi dominasi populasi betina saat mendekati matang gonad. Ini memang fenomena unik dialam yang merupakan salah satu strategi sebagian besar hewan laut utntuk mempertahankan kehidupan populasi mereka. Di sini ikan napoleon jantan ada dua tipe, yakni mereka yang terlahir sebagai jantan dan tetap sebagai jantan sejati sampai akhir hayat, dan mereka yang memulai hidup sebagai betina dan dalam masa kehidupan berikutnya berubah fungsi sebagai jantan! Perubahan menjadi betina biasanya terjadi setelah berumur 5 – 10 tahun atau berbobot badan kurang dari 10 – 15 kg. Namun, pergantian kelamin dan bagaimana perubahan kelamin terjadi masih menyimpan misteri. Ada sejumlah faktor yang diperkirakan bisa mendorong perubahan jenis kelamin tadi. Yakni hubungan antarikan napoleon jantan dan dominasi sosial, atau dalam hal lebih spesifik, ukuran tubuhnya. Ikan napoleon betina bertelur sepanjang tahun di pinggir atau bagian luar lereng terumbu karang. Proses bertelur ini terjadi dalam kelompok maupun berpasangan. Kegiatan bertelur dalam kelompok sungguh dramatis. Aktivitas itu dimulai dengan berkeliling bersama secara perlahan membentuk suatu kelompok. Saat anggota kelompok bertambah, mereka berenang lebih cepat dan lebih cepat lagi, akhirnya makin rapat membentuk kelompok besar. Pada puncak hiruk-pikuk tadi, seluruh kelompok naik ke arah permukaan laut kemudian secepat kilat berbalik arah dan meninggalkan sebuah massa telur dan sperma di belakang yang segera terbawa oleh arus. Jika proses bertelur dilakukan secara pasangan, yang jantan menyiapkan tempat bertelur pada seonggok karang atau batu yang menyolok. Dari sini dia menarik perhatian betina yang lewat, yang kira-kira bisa memberi harapan. Caranya, di atas calon pasangan dia bergerak ke atas dan ke bawah dan menggetarkan tubuhnya sembari berenang kembali. Kalau siap menerima pinangannya, si betina akan membalasnya dengan memberi sinyal ke ikan jantan yang meminangnya. Dengan bangga si betina melengkungkan tubuhnya membentuk huruf “S” sembari mempertontonkan perut buncitnya yang berisi telur. Mereka kemudian bertelur dalam suatu gerakan naik turun secara cepat ke permukaan. Proses bertelur ini berlangsung singkat dalam suatu hari, tergantung pada kondisi setempat. Di areal dengan arus pasang surut yang kuat, bertelur terjadi hanya setelah puncak pasang naik, keadaan yang ideal untuk memindahkan telur ke luar terumbu karang.

KonservasiSunting

Akibat dampak penangkapan berlebih untuk perdagangan ikan karang hidup, ikan napoleon mengalami penurunan populasinya di alam. Penangkapan ikan napoleon umumnya menggunakan racun sianida dan merusak ekosistem terumbu karang. Ikan Napoleon merupakan ikan yang memerlukan waktu lama untuk mencapai usia matang reproduktif.Ikan napoleon menjadi matang seksual pada usia 5 sampai 7 tahun (pada ukuran 40–60 cm). Ikan Napoloen di Negara Malaysia, dan Filipina ,sudah tidak boleh ditangkap dan diperdagangkan. Australia melarang semua mengambil dan memiliki Ikan Napoleon. Indonesia memungkinkan memancing hanya untuk penelitian, marikultur, dan memancing rakyat berlisensi. PenelitianIUCN tahun 2005 di Sulut, Bali, Raja Ampat, dan NTT menunjukan bahwa di habitat yang mendapat tekanan (target penangkapan) sangat tinggi, ikan napoleon sangat jarang ditemukan, akan tetapi pada saat ikan tersebut tidak menjadi ikan target nelayan para penyelam masih dapat menemukan spesies tersebut. Hasil survei menunjukan bahwa tingkat kepadatan napoleon di kangean-Bali hanya 0,04 per ha, Bunaken-Sulut 0, 38 per ha, Raja Ampat 0,86 per ha, NTT 0,18 per ha, maratua 0,15 per ha, Banda 1,6 per ha. Menurut Sadovy dalam pemaparannya, akibat dampak penangkapan berlebih untuk perdagangan ikan karang hidup, ikan napoleon rentan (vulnerable) mengalami kepunahan. Oleh karena itu akibat penurunan drastis diberbagai tempat menyebabkan ikan napoleon dimasukkan ke dalam daftar merah IUCN (Endangered) pada tahun 2004 dan appendix II CITES pada tahun 2005.

ReferensiSunting

Randall, J.E., et al. (1978). Food habits of the giant humphead wrasse, Cheilinus undulatus (Labridae). Env. Biol. Fish 3:235-238Russell (2004). Cheilinus undulatus. 2006. IUCN Red List of Threatened Species. IUCN 2006. www.iucnredlist.org. Retrieved on 10 May 2006.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ikan_Napoleon

Penyu

Penyu

Masalah halaman

PenyuPenyu hijau HawaiiStatus konservasi

Terancam

Klasifikasi ilmiahKingdom:AnimaliaFilum:ChordataKelas:SauropsidaOrdo:TestudinataSubordo:CryptodiraSuperfamili:Chelonioidea
Bauer, 1893GeneraFamilia Cheloniidae (Oppel, 1811)CarettaCheloniaEretmochelysLepidochelysNatatorFamilia DermochelyidaeDermochelysFamilia Protostegidae (hanya fosil)Familia Toxochelyidae (hanya fosil)Familia Thalassemyidae (hanya fosil)

Penyu adalah kura-kura laut yang ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus. Pada masa ituArchelon, yang berukuran panjang badan enam meter, dan Cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa kini.

Penyu memiliki sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yang memberinya ketangkasan berenang di dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sesekali naik ke permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasidengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 kilometer dapat ditempuh 58 - 73 hari.

Masa bertelurSunting

Penyu mengalami siklus bertelur yang beragam, dari 2 - 8 tahun sekali. Sementara penyu jantan menghabiskan seluruh hidupnya di laut, betina sesekali mampir ke daratan untuk bertelur. Penyu betina menyukai pantai berpasir yang sepi dari manusia dan sumber bising dan cahaya sebagai tempat bertelur yang berjumlah ratusan itu, dalam lubang yang digali dengan sepasang tungkai belakangnya. Pada saat mendarat untuk bertelur, gangguan berupa cahaya ataupun suara dapat membuat penyu mengurungkan niatnya dan kembali ke laut.

Penyu yang menetas di perairan pantaiIndonesia ada yang ditemukan di sekitar kepulauan Hawaii. Penyu diketahui tidak setia pada tempat kelahirannya.

Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur yang dikeluarkan oleh seekor penyu betina, paling banyak hanya belasantukik (bayi penyu) yang berhasil sampai ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Itu pun tidak memperhitungkan faktor perburuan oleh manusia dan pemangsaalaminya seperti kepitingburung dantikus di pantai, serta ikan-ikan besar begitu tukik tersebut menyentuh perairan dalam.

Di tempat-tempat yang populer sebagai tempat bertelur penyu biasanya sekarang dibangun stasiun penetasan untuk membantu meningkatkan tingkat kelulushidupan (survival). Di Indonesia misalnya terdapat stasiun penetasan di:

Pantai selatan Jawa Barat (Pangumbahan, Cikepuh KSPL Chelonia UNAS)pantai selatan Bali (di dekat Kuta)Kalimantan Tengah (Sungai CabangFNPF)pantai selatan LombokJawa Timur (Alas Purwo)Bengkulu (Retak ilir Mukomuko)Pulau Cangke Kabupaten Pangkep Prov. Sulawesi selatanPulau Jemur Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau (Info Selengkapnya kunjungi Website Resminya)Pulau Sangalaki, Kabupaten Berau, Kalimantan TimurKabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Pantai Sakerah, Pantai Trikora, Tanjung Uban, Bintan Timur, Desa Mepar, Kepulauan Tambelan)Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Pulau Karimun)Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Pulau Damar, Pulau Mangkai, Pulau Durai, Pulau Pahat)Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Pulau Senoa, Pulau Sekatung)

JenisSunting

Penyu belimbing adalah jenis penyu terbesar bisa mencapai panjang 2,75 meter

Di dunia saat ini hanya ada tujuh jenis penyu yang masih bertahan, yaitu:

Penyu hijau (Chelonia mydas)Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)Penyu Kemp’s ridley (Lepidochelys kempi)Penyu lekang (Lepidochelys olivacea)Penyu belimbing (Dermochelys coriacea)Penyu pipih (Natator depressus)Penyu tempayan (Caretta caretta)

Dari ketujuh jenis ini, hanya penyu Kemp's ridley yang tidak pernah tercatat ditemukan di perairan Indonesia.

Dari jenis-jenis tersebut, penyu belimbing adalah yang terbesar dengan ukuran panjang badan mencapai 2,75 meter dan bobot 600 - 900 kilogram. Penyu lekang adalah yang terkecil, dengan bobot sekitar 50 kilogram. Namun demikin, jenis yang paling sering ditemukan adalah penyu hijau.

Penyu, terutama penyu hijau, adalah hewan pemakan tumbuhan yang sesekali memangsa beberapa hewan kecil.

Isu konservasiSunting

Tukik (anak) penyu hijau di dalam penangkaran.

Dalam laporan Conservation International (CI) yang diumumkan pada simposium tahunan ke-24 mengenai usaha pelestarian penyu di Kosta Rikadisebutkan, banyaknya penyu belimbing turun dari sekitar 115.000 ekor betina dewasa menjadi kurang dari 3.000 ekor sejak tahun 1982. Penyu belimbing telah mengalami penurunan 97% dalam waktu 22 tahun terakhir. Selain itu, lima spesies penyu juga beresiko punah, meski tidak dalam jangka waktu yang singkat seperti penyu belimbing.

Hampir semua jenis penyu termasuk ke dalam daftar hewan yang dilindungi olehundang-undang nasional maupuninternasional karena dikhawatirkan akan punah disebabkan oleh jumlahnya makin sedikit. Di samping penyu belimbing, dua spesies lain, penyu Kemp’s Ridley dan penyu sisik juga diklasifikasikan sebagai sangat terancam punah oleh The World Conservation Union (IUCN). Penyu hijau (Chelonia mydas), penyu lekang atau penyu abu-abu (Lepidochelys olivacea), dan penyu tempayan atau loggerhead(Caretta caretta) digolongkan sebagai terancam punah. Hanya penyu pipih (Natator depressus) yang diperkirakan tidak terancam.

Sebagian orang menganggap penyu adalah salah satu hewan laut yang memiliki banyak kelebihan. Selaintempurungnya yang menarik untukcendramata, dagingnya yang lezat ditusuk jadi Sate penyu berkhasiat untukobat dan ramuan kecantikan. Terutama di Tiongkok dan Bali, penyu menjadi bulan-bulanan ditangkap, disantap, tergusur dari pantai, telurnyapun diambil. Meski sudah ada Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999tentang Pelestarian Jenis Tumbuhan dan Satwa, yang melindungi semua jenis penyu, perburuan terhadap hewan yang berjalan lamban ini terus berlanjut. Untuk mencegah kepunahan penyu, terutama penyu belimbing, beberapa negara telah melindungi tempat bertelur penyu. Salah satunya adalah diJamursba Medi, yang terletak di pantai utara Irian. Pantai itu baru-baru ini ditetapkan sebagai wilayah konservasi.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Penyu

Kamis, 06 April 2017

Hiu "sang predator"

Ikan Hiu
Rentang fosil: Devonian awal – Baru-baru iniHiu samudra berujung putihCarcharhinus longimanusKlasifikasi ilmiahKingdom:AnimaliaFilum:ChordataSubfilum:VertebrataKelas:ChondrichthyesSubkelas:ElasmobranchiiSuperordo:SelachimorphaOrdo

Carcharhiniformes
Heterodontiformes
Hexanchiformes
Lamniformes
Orectolobiformes
Pristiophoriformes
Squaliformes
Squatiniformes

Ikan Hiu adalah sekelompok (superordoSelachimorphaikan dengan kerangka tulang rawan yang lengkap [1] dan tubuh yang ramping. Mereka bernapas dengan menggunakan lima liang insang (kadang-kadang enam atau tujuh, tergantung pada spesiesnya) di samping, atau dimulai sedikit di belakang, kepalanya. Hiu mempunyai tubuh yang dilapisi kulit dermal denticles untuk melindungi kulit mereka dari kerusakan, dari parasit, dan untuk menambah dinamika air.[1] Mereka mempunyai beberapa deret gigi yang dapat digantikan.

Hiu mencakup spesies yang berukuran sebesar telapak tangan. Hiu pigmiEuprotomicrus bispinatus, sebuah spesies dari laut dalam yang panjangnya hanya 22 cm, hingga hiu pausRhincodon typus, ikan terbesar yang mampu tumbuh hingga sekitar 12 meter dan yang, seperti ikan paus, hanya memakan plankton melalui alat penyaring di mulutnya. Hiu bantengCarcharhinus leucas, adalah yang paling terkenal dari beberapa spesies yang berenang di air laut maupun air tawar (jenis ini ditemukan di Danau Nikaragua, di Amerika Tengah) dan di delta-delta.[2]

Ciri-ciri fisikSunting

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Ciri-ciri fisik hiu

KerangkaSunting

Kerangka hiu sangat berbeda dibandingkan dengan ikan-ikan bertulang seperti misalnya ikan kod, karena terbuat dari tulang muda (tulang rawan), yang sangat ringan dan lentur, meskipun tulang muda di ikan-ikan hiu yang lebih tua kadang-kadang sebagian bisa mengapur, sehingga membuatnya lebih keras dan lebih seperti tulang. Rahang hiu beraneka ragam dan diduga telah berevolusi dari rongga insang yang pertama. Rahang ini tidak melekat pada cranium dan mempunyai deposit mineral tambahan yang memberikannya kekuatan yang lebih besar.[3]

Hiu umumnya lambat mencapai kedewasaan seksualnya dan menghasilkan sedikit sekali keturunan dibandingkan dengan ikan-ikan lainnya yang dipanen. Ini telah menimbulkan keprihatinan di antara para biologiwan karena meningkatnya usaha yang dilakukan untuk menangkapi ikan hiu selama ini, dan banyak spesies yang kini dianggap terancam punah.

Beberapa organisasi, seperti misalnya Shark Trust, melakukan kampanye untuk membatasi penangkapan hiu.

Hiu dalam mitologiSunting

Hiu sangat menonjol dalam mitologiHawaii. Ada cerita-cerita tentang manusia hiu yang mempunyai rahang hiu di belakang mereka. Mereka dapat berubah bentuk antara hiu dan manusia pada waktu-waktu yang mereka inginkan. Sebuah tema umum dalam cerita-cerita ini adalah bahwa manusia-manusia hiu ini akan memperingatkan orang-orang yang ke pantai bahwa di perairan itu terdapat hiu. Orang-orang yang ke pantai itu akan menertawai dan mengabaikan peringatan-peringatan mereka dan akan tetap berenang, dan karena itu kemudian mereka dimakan oleh manusia hiu yang sama, yang memberikan peringatan kepada mereka agar tidak turun ke air.

Mitologi Hawaii juga mengandung banyak dewa hiu. Mereka percaya bahwa hiu adalah penjaga samudra, dan mereka disebut Aumakua:[4]

Kamohoali'i – Dewa hiu yang paling terkenal dan dihormati. Ia lebih tua dan menyukai saudara dari Pele,[5] dan menolong serta berjalan bersamanya ke Hawaii. Ia mampu mengambil rupa manusia dan ikan. Sebuah tebing yang tinggi di kawah Kilauea dianggap sebagai salah satu tempatnya yang paling suci. Di salah satu tempat itu, ia mempunyai sebuah he'iau (kuil) yang dipersembahkan baginya di setiap potong tanah yang menjorok ke laut di pulau Moloka'i.Ka'ahupahau – Dewi ini dilahirkan sebagai manusia, dengan ciri khasnya karena rambutnya yang merah. Ia belakangan berubah ke dalam bentuk hiu dan diyakini melindungi rakyat yang hidup di O'ahu dari ikan-ikan hiu. Ia juga diyakini hidup dekat Pearl Harbor.Kaholia Kane – Ini adalah dewa hiu dari ali'i Kalaniopu'u dan diyakini tinggal di sebuah gua di Puhi, Kaua'i.Kane'ae – Dewi hiu yang berubah menjadi manusia agar dapat mengalami suka cita menari.Kane'apua – Yang paling umum, ia diyakini sebagai saudara laki-laki dari Pele dan Kamohoali'i. Ia adalah dewa yang suka mempermainkan orang yang melakukan banyak tindakan kepahlawanan, termasuk menenangkan dua bukit legendaris yang konon bertabrakan sehingga menghancurkan perahu-perahu yang berusaha melewatinya.Kawelomahamahai'a – Asalnya manusia, ia kemudian diubah menjadi hiu.Keali'ikau 'o Ka'u – Ia adalah sepupu dari Pele dan anak laki-laki dari Kua. Ia disebut pelindung rakyat Ka'u. Ia pernah mengadakan hubungan dengan seorang gadis manusia, yang melahirkan seekor hiu hijau.Kua – ini adalah dewa hiu yang utama dari rakyat Ka'u, dan diyakini merupakan nenek moyang mereka.Kuhaimoana – Ia adalah saudara laki-laki dari Pele dan tinggal di pulau Ka'ula. Panjangnya konon 55 m dan merupakan suami dari Ka'ahupahau.Kauhuhu – Ia adalah raja hiu yang kejam yang hidup di sebuah gua di Kipahulu di pulau Maui. Kadang-kadang ia pindah ke gua yang lain di sisi angin bertiup dari pulau Moloka'i.Kane-i-kokala – Sejenis dewa hiu yang menyelamatkan orang-orang yang karam kapalnya dengan membawa mereka ke pantai. Orang-orang yang menyembahnya tidak mau memakannya, menyentuh atau melintasi asap kokala, ikannya yang suci.

Dalam budaya-budaya Samudra Pasifik lainnya, Dakuwanga adalah dewa hiu yang juga merupakan pemakan jiwa-jiwa yang tersesat.

Di Yunani kuno, orang dilarang makan daging hiu pada festival-festival perempuan.

MitosSunting

Ada mitos yang populer bahwa hiu kebal terhadap penyakit dan kanker; namun hal ini tidak benar. Ada penyakit dan parasit yang memengaruhi hiu. Bukti bahwa hiu setidak-tidaknya tahan terhadap kanker dan penyakit boleh dikatakan hanya anekdot dan kalaupun ada, sedikit sekali studi ilmiah atau statistik yang membuktikan bahwa hiu dapat meningkatkan kekebalan terhadap penyakit. Namun sekarang sudah ada beberapa perusahaan obat-obatan yang memproduksi minyak hati ikan hiu (Squalene) untuk meningkatkan kesehatan hati dan jantung.[6]

FilmSunting

Jaws (1975)Deep Blue Sea (1999)Open Water (2003)Shark Tale (2004)Soul Surfer (2011)

Lihat pula

ReferensiSunting

^ a b Budker, Paul (1971). The Life of Sharks. London: Weidenfeld and Nicolson. SBN 297003070.^ Allen, Thomas B. (1999). The Shark Almanac. New York: The Lyons Press. ISBN 1-55821-582-4.^ Hamlett, W. C. (1999). Sharks, Skates and Rays: The Biology of Elasmobranch Fishes. Johns Hopkins University Press. ISBN 0-8018-6048-2.^ "Hawaiian Mitologi". Diakses tanggal 13 Sept. 2006.^ "Pele, Goddess of Fire (Pele, Dewi Api)". Diakses tanggal 13 Sept. 2006.^ "Do Sharks Hold Secret to Human Cancer Fight?". National Geographic. Diakses tanggal 8 Sept. 2006.

Referensi umumSunting

Castro, Jose (1983). The Sharks of North American Waters. College Station: Texas A&M University Press. ISBN 0-89096-143-3.Stevens, John D. (1987). Sharks. New York: NY Facts on File Publications. ISBN 1-858052-49-4.Pough, F. H.; Janis, C. M. & Heiser, J. B. (2005). Vertebrate Life. 7th Ed. New Jersey: Pearson Education Ltd. ISBN 0-13-127836-3.https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hiu

Nudibranch:sesiput laut,predator yang tangguh.

Mengenal Sesiput Laut lebih dalam: Nudibranch, predator kecil yang tangguh.

Chromodoris annae, Pemuteran, Bali, 10 november 2010

Foto: Robert Panko - www.nudipixel.net

Kelompok hewan sesiput laut, umum dianggap sebagai 'kupu-kupu laut' dan juga objek faforit fotografer bawah air. Namun dibalik keanggunan mereka juga terdapat keganasan dan daya racun sebagai mekanisme pertahanan mereka yang sempurna. Mereka termasuk predator yang efektif, dimana untuk setiap lawan atau mangsa mereka melakukan cara bertahan yang spesifik.

Coba bayangkan seekor predator, yang lapar, dan mampu menyantap mangsa yang lebih besar dari badannya. Sesaat di benak kita menjawab ikan hiu menimbang kemampuan pemangsaan-nya yang luar biasa. Namun. jauh dari golongan megafauna itu, justru di atas dasar terumbu atau tersembunyi di bawah batuan dan serpihan koral predator mengagumkan tersebut berada.

Sesiput Laut masuk dalam subkelas Oistobranchia (siput laut) yang mencakup trewelu laut (Aplysia sp.), siput tabir-kepala (Suborder Cephalaspidea), siput insang-samping (Suborder Notaspidea), dan satu kelompok yang populer dalam fotografi makro, yaitu nudibranch.

Aplysia sp. (Sea hare / Trewelu laut)

Foto: Aquariumdomain.com

Phylinopsis cyanea (Siput tabir-kepala / Shield head slug), Laut Timor, 28 December 2005

Foto: Nick Hobgood - Flickr personal album.

Sesiput laut mencakup sekitar 5.000 spesies dan masih banyak yang belum ditemukan dan dicatat. Sebagai contohnya, Goslinner et al. memperkirakan di Tanzania terdapat 258 spesies yang diketahui, dari 16% yang belum dicatat atau dijabarkan. Di kawasan Filipina, 700 spesies telah ditemukan namun 52% belum dijabarkan.

Keanekaragaman tertinggi sesiput laut terdapat di Perairan Indo-Pacific, khususnya di Segitiga Biodiversitas Laut di Indonesia dan Filipina.

Dengan corak tubuh yang mengagumkan, nudibranch menjadi spesimen populer untuk fotografi. Disampung itu termasuk juga karnivora yang ganas. Nama 'nudibranch' diambil dari bahasa Latin dan Yunani; nudi berarti telanjang dan branch berarti insang. Meskipun melalui evolusi sesiput sudah lama kehilangan cangkang beratnya sehingga mereka lebih lincah untuk bergerak dan memangsa, tubuh lunak mereka lebih terbuka bagi predator lain-nya. Dengan perlindungan yang kurang serta lebih rentan dimangsa kita mungkin menyangka mereka selalu jadi korban, namun dibalik tubuh mungil mereka merupakan pabrik kimia yang produktif - mereka mampu menyimpan komponen kimia beracun yang didapat dari mangsa yang dicernanya, dan menggunakan racun tersebut untuk bertahan predator yang mengincar mereka.

Beberapa spesies mampu menyamarkan dirinya dengan meniru warna dari mangsa mereka. Sementara lainnya menggunakan warna cerah sebagai peringatan para predator lain bahwa mereka bukan makanan 'sehat'.

Nudibranch ber-kamuflase diatas koral, August, 2008

Foto: Nicki Blower - Picasa personal album.

Kadang kala, saat penyelaman kita menyaksikan aksi pemangsaan (predasi) di alam, terutama di lautan. Namun, di atas dasar terumbu makhluk-makhluk kecil bertarung untuk mencoba bertahan hidup. Mata kita mungkin tidak bisa menyaksikannya, namun lensa makro mungkin bisa membantu kita sadar akan terbatasnya pemahaman kita akan dunia yang tersembunyi dibalik apa yang tampak di depan mata kita. Saat berkelompok, sesiput laut memiliki jenis makanan yang sangat beragam dan kompleks, namun bagi tiap spesies memiliki menu-menu 'favorit'. Kebanyakan sesiput laut memiliki struktur mulut yang disebut radula. Radula bekerja hampir sama dengan lidah kita. Radula memiliki gigi-gigi kecil dan halus untuk memeras dan membawa makanan menuju sistem pencernaan mereka. Radula memiliki bentuk yang berbeda-beda dan jumlah gigi yang berbeda. Setiap spesies memiliki radula yang unik sebagaimana gigi hiu.

Beberapa nudibranch adalah herbivor (pemakan tumbuhan), sementara lainnya pemangsa telur organisme lain dan beberapa memangsa bakteri. Namun, kebanyakan dari sesiput laut adalah predator dan beberapa adalah kanibal ! Kebanyakan nudibranch predator memangsa hewan benthic (yang tinggal di dasar) penetap (immobile) yang tidak memiliki kemampuan untuk kabur dari kecepatan sesiput yang lebih tinggi. Jenis pakan sesiput laut mencakup anemon, sponge, hidroida, cacing laut, birozoa, udang, sesiput lain dan bahkan ubur-ubur.

Nudibranch memangsa trewelu laut.

Foto: Tobias Bernhard

Nudibranch memangsa anemon.

Foto: Robert Marien / Corbis

Nudibranch (Ceratosoma brevicaudatum) memangsa sponge.

Foto: Robert Marien / Corbis

Satu contoh spesies yang suka memangsa anemon laut adalah Phyllodesmium sp. Anemon adalah hewan yang hidup dengan melekatkan dirinya ke substrat dan memiliki tentakel yang beracun untuk melindungi diri anemon. Racun di tentakel anemon sangat efektif fungsinya hingga ikan badut (clown fish) (genus Premnas dan Amphiprion) bersimbiosis mutualisme dengan anemon, untuk berlindung dari predator lain (ikan badut sendiri resisten (tahan) terhadap racun dari tentakel anemon).

Nudibranch Aeolid yang anggun (Phyllodesmium sp) dari Selat Lembeh, Indonesia.

Foto: Choh Wah Ye / Nudipixel.net

Bagi P. karbinarum, racun dari anemon laut menjadi sumber kimia yang bermanfaat. Ketika nudibranch menyerang anemon, langkah awal anemon adalah mempertahankan dirinya. ketika pertahanan anemon tidak berhasil, anemon menarik kembali tentakelnya dan mulai mengembangkan rongga tubuhnya. Masih juga tidak ada pegnaruh besar dalam menahan serangan nudibranch, sebagai hewan sedentary (banyak waktu diluangkan menetap dalam satu lokasi/tempat), anemon terpaksa melepaskan dirinya dari substrat dan mencoba kabur, namun, sebab nudibranch Aeolid tidak memiliki cangkang mereka cukup cepat untuk memenangkan pertarungan ini pada umumnya.

Jenis mangsa lain mereka termasuk sponges dan koral, yang keduanya juga immobile (tidak bisa berpindah tempat) sehingga memiliki spikula dan zat kimia untuk mempertahankan diri dari predator potensial. Sespiut laut tidak hanya memangsa sponges dan koral namun juga menyesuaikan mekanisme pertahanan mereka sehingga bisa 'mendaur-ulang' makanan mereka. Beberapa nudibranch Aeolid memangsa koral dan menyimpan kapsul penyengat mikroskopis koral yang belum dewasa (nematocyst) dalam struktur tubuh khusus nudibranch bernama cnidosac. Nematosit ini disimpan di cnidosac hingga dewasa (berfungsi sepenuhnya) dan menjadi bagian mekanisme pertahanan si nudibranch. Secara strategis nudibranch menempatkannya di bagian 'ceratas' - di atas tubuh hewan tersebut.

Ketika musuh menyerang, nudibrach Aeolid menggunakan kapsul-kapsul berisi racun tersebut sebagai senjata untuk 'memberi pelajaran' predator yang lebih besar bahwa ukuran tubuh tidak menjadi faktor utama untuk bertahan. Beberapa catatan di lapangan telah menceritakan ikan-ikan yang mencoba menyerang nudibranch dan meludahkannya langsung sebab kandungan racun di tubuh nudibranch. Dengan cara yang sama, nudibrach tipe Phyllidiid - yang tidak memiliki radula - ,'menyedot' serpihan tubuh sponge dan 'meramu' kembali kmia beracun yang terkandung untuk membuat cairan 'susu' yang bisa membunuh hewan seperti lobster dan ikan. Malakologis (ahli moluska) Bill Rudman bercerita bahwa suatu hari dia pernah membuka pintu ruangan laboratorium dimana dia menyimpan banyak nudibranch Phyllidiidae selama semalam, hingga ruangan tersebut dipenuhi bau tajam hingga matanya berair.

Ubur-ubur cacing dan tunikata juga menjadi santapan sesiput laut. Nudribanch pelagis Aeolid, Glaucus atlanticus, memangsa ubur-ubur Portuguese man-of-war (Physalia physalis) dan sphonofora lainnya, dan menggunakan mekanisme pertahanan serupa untuk membangun sistim proteksi dari mangsanya. Nudribanch jenis ini bisa sering ditemukan di panta saat surut, terdampar bersama dengan mangsanya. Ketika diserang atau ketika predator mendekat, mereka bisa melepaskankan ceratas mereka yang penuh berisi racun dan melarikan diri.

Nudibranch Aeolid (Glaucus atlanticus).

Foto: Gary Cobb/ Nudipixel.net

Nudibrach jenis Nembrotha sp. sering memangsa tunikata. Tunikata, atau sea squirts (Ascidian), adalah avertebrata immobile yang hidup melekat pada substrat dan makan melalui filtrasi. Nudibranch menggunakan indera bau dan rasanya - rhinophores - dan mulut tentakelnya untuk memeriksa dan merasakan mangsanya, sebelum dimakan.

Nembrotha kubaryana, foto dari Indonesia.

Foto: Erwin Kodiat / Nudipixel.net

Beberapa sesiput laut juga memangsa nudibranch lainnya. Genus Gymnodoris dan Roboastra adalah 'pembunuh berantai' yang cukup terkenal - mereka memangsa beberapa spesies nudibranch. Umumnya ketika nudibranch mendeteksi predator yang mendekat, dia berusaha kabur dengan berenang menjauh. Namun, terkadang hasrat untuk bereproduksi lebih tinggi dibandung takut untuk diserang dan nudibranch akan mendekat dengan nudibranch lainnya, meskipun sadar bahwa akan disantap oleh 'calon' pasangan hidupnya.

Roboastra gracilis, foto dari Wakatobi, Indonesia.

Foto: Dave Morgan / Nudipixel.net

Pengamatan dari Roboastra europea menunjukkan bahwa ketika dua individu spesies ini pertama kali bertemu, mereka berusaha saling menyantap satu dengan lain. Ketika salah satu mereka lebih besar, pertarungan cenderung akan dimenangkan oleh si besar yang menyantap si kecil. Ketika ukuran mereka sama, pertarungan bisa berlangsung lama. Dalam gerakan yang sangat aneh, jika pertarungan tidak ada hasil, satu, atau keduanya mengeluarkan penis mereka dan proses kopulasi berlangsung. Saat kopulasi, satu nudibrach akan mencoba menyerang yang lain dengan tingkah laku perkawinan-pemangsaan yang rumit dan menarik, dimana kedua individu bisa berakhir dalam keadaan hamil, atau salah satunya dimangsa.

Roboastra gracilis sedang kopulasi.

Foto: Karen Willshaw / seaslugforum.net

Sesiput laut adalah mesin kimia yang canggih, dan raja kamuflase; diperkaya dengan mekanisme pertahanan yang telah berevolusi dengan mutakhir. Ketika kita melihat dalam seperti ini, maka pertandungan antara pemangsa-dimangsa ternyata lebih menarik dari apa yang umumnya kita pikir. Pertikaian spektakular berlangsung di Laut, hignga dalam skala kecil yang tidak pernah kita bayangkan. Makhluk kecil bisa sama mengagumkan-nya dengan raksasa-raksasa laut.

Lain kali menyelam, bawa lensa makro anda, atau kaca pembesar kalau bisa, kita eksplorasi lebih dalam kehidupan sesipu laut di Laut Kita. Saat terumbu di Laut masih ada dan Kita masih bisa menjaga dan merawatnya.

Referensi

- Gosliner, T.M.; Behrens, D.W.; Valdés, Á. (2008). Indo-Pacific nudibranchs and sea slugs: a field guide to the World's most diverse fauna. California Academy of Sciences/Sea Challengers Natural History Books: San Francisco. ISBN 978-0-9700574-3-3. 426 pp.

http://googleweblight.com/?lite_url=http://lautkita.blogspot.com/2011/01/mengenal-sesiput-laut-lebih-dalam.html?m%3D1&ei=WovusM3K&lc=id-ID&s=1&m=264&host=www.google.co.id&ts=1491177953&sig=AJsQQ1CdcLsldG3OYGCwAs_hBmZjdJOzpQ

Cuttlefish

Cuttlefish Cuttlefish  or  cuttles [1]  are  marine animals of the  order   Sepiida . They belong to the  class   Cephalopoda , which also ...